Kurangi Sampah plastik Dengan Membawa Tempat Makan Sendiri
Artikel oleh Mastin Rusmala
Hari ini tepat 1 Oktober 2019 siswa- siswa SD Ngablak khususnya kelas 3A membawa tempat minum ( Tumbler) dan Tempat makan sendiri. Melihat dari keprihatinan sampah plastik yang sangat banyak dan juga kondisi geografis SD Ngablak yang terletak dekat sekali dengan TPA Sampah Piyungan ( Tempat Pembuangan Akhir), Sampah di TPA yang sudah banyak dan solusi dari Lembaga Lingkungan Hidup belum mendapatkan hasil, karena beberapa waktu lain mereka hanya membuka lagi lahan untuk menampung sampah- samapah tersebut.
Mengapa Sampah plastik sangat berbahaya ?
Menurut berita yang dilansir CNN Indonesia, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Tuti Hendrawati menyebut total sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta ton di tahun 2019. Sampah plastik sendiri akan mencapai 9,52 juta ton atau sebanyak 14 persen dari total sampah yang ada.
Berdasarkan data Jambeck (2015) Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Kebayang, kan tersiksanya hewan laut dan pencemaran yang dihasilkan?
( Source : https://skata.info/article/detail/337/waspada-bahaya-sampah-plastik ( diakses 1 Oktober 2019 pukul 10.00 )
Dengan pemberitahuan dari Dinas kabupaten Bantul mengenai pengurangan Sampah plastik saya sebagai guru Sekolah Dasar yang juga aktivis dari SDG ( Sustainable Development Goals ) merasa mendengar kabar tersebut seperti mendapatkan cahaya yang terang, karena untuk mengurangi sampah plastik akan dibuatkan edaran atau peraturan tersebut. Sebelum edaran tersebut beredar anak- anak kelas 3A kelas saya sendiri sudah saya implementasikan untuk membiasakan membawa tempat makan dan minum sendiri agar nantinya hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan juga supaya mampu menginspirasi teman- teman yang lain yang belom membawa tempat makan dan minum ketika mereka jajan saat istirahat mereka mampu berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik.
Mari selamatkan Bumi dengan Mengurangi sampah Plastik.
Hari ini tepat 1 Oktober 2019 siswa- siswa SD Ngablak khususnya kelas 3A membawa tempat minum ( Tumbler) dan Tempat makan sendiri. Melihat dari keprihatinan sampah plastik yang sangat banyak dan juga kondisi geografis SD Ngablak yang terletak dekat sekali dengan TPA Sampah Piyungan ( Tempat Pembuangan Akhir), Sampah di TPA yang sudah banyak dan solusi dari Lembaga Lingkungan Hidup belum mendapatkan hasil, karena beberapa waktu lain mereka hanya membuka lagi lahan untuk menampung sampah- samapah tersebut.
Mengapa Sampah plastik sangat berbahaya ?
Menurut berita yang dilansir CNN Indonesia, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Tuti Hendrawati menyebut total sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta ton di tahun 2019. Sampah plastik sendiri akan mencapai 9,52 juta ton atau sebanyak 14 persen dari total sampah yang ada.
Berdasarkan data Jambeck (2015) Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Kebayang, kan tersiksanya hewan laut dan pencemaran yang dihasilkan?
Apa saja dampak plastik bagi lingkungan?
- Plastik baru bisa diuraikan oleh tanah setidaknya setelah tertimbun selama 200 hingga 400 tahun. Plastik akan menimbulkan zat kimia yang dapat mencemari air tanah dan tanah sehingga tingkat kesuburannya menurun.
- Plastik telah membunuh hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut, dan juga ikan-ikan yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya dalam setiap tahunnya. Banyak hewan penyu di kepulauan Seribu yang mati hanya karena memakan plastik yang dikiranya sebuah ubur-ubur, salah satu makanan kesukaan penyu.
- Pembuangan sampah plastik secara sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan alirannya sehingga menyebabkan banjir.
- Sampah plastik yang dibakar akan membuat polusi udara karena ketika plastik dibakar bahan kimia yang menjadi racun akan menyebar ke udara dan atmosfer menjadi terkontaminasi,
Tak hanya itu, bahaya plastik juga membahayakan tubuh, diantaranya:
- Sampah plastik yang dibakar akan mencemari lingkungan karena dalam asap tersebut terkandung zat dioksin dan zat karsinogenik yang apabila dihirup oleh manusia dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti gangguan sistem pernapasan, kanker, dan gangguan sistem syaraf.
- Kemasan plastik yang dipakai untuk membungkus makanan atau minuman panas juga dapat menimbulkan pembengkakan hati.
- Bahan kimia tambahan yang ada dalam plastik juga dapat menyebabkan gangguan reproduksi.
( Source : https://skata.info/article/detail/337/waspada-bahaya-sampah-plastik ( diakses 1 Oktober 2019 pukul 10.00 )
Dengan pemberitahuan dari Dinas kabupaten Bantul mengenai pengurangan Sampah plastik saya sebagai guru Sekolah Dasar yang juga aktivis dari SDG ( Sustainable Development Goals ) merasa mendengar kabar tersebut seperti mendapatkan cahaya yang terang, karena untuk mengurangi sampah plastik akan dibuatkan edaran atau peraturan tersebut. Sebelum edaran tersebut beredar anak- anak kelas 3A kelas saya sendiri sudah saya implementasikan untuk membiasakan membawa tempat makan dan minum sendiri agar nantinya hal tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan juga supaya mampu menginspirasi teman- teman yang lain yang belom membawa tempat makan dan minum ketika mereka jajan saat istirahat mereka mampu berkontribusi untuk mengurangi sampah plastik.
Mari selamatkan Bumi dengan Mengurangi sampah Plastik.
Komentar
Posting Komentar